Bisa berlangganan dengan RSS

Masukkan Email

Selasa, 28 Februari 2017

Dewi Gangga

jujum
Dewi Gangga - Dewi Gangga adalah seorang Dewi penguasa  air. Gelarnya ini didapatkanya dari jerih payahnya meneliti air dengan segala bentuk, peran, dan kadarnya. Gangga hafal betul karakter air, cara kerja air, kadar air, molekul-molekul air, dan mengubahnya menjadi aneka ramuan, aneka bentuk-bentuk baru demi kepentinganya sendiri. Salah satunya adalah untuk menjaga stamina dan kesehatan, supaya bisa tampil muda dan cantik.
Kecantikanya mampu membangkitkan kobaran asmara seorang Raja dan penguasa saat itu. Ia adalah raja Astina, Sentanu namanya. Kerajaan Astinapura terkenal dengan luas wilayah, sistem pemerintahan dan kekuatan prajuritnya. Raja yang memerintah dengan adil, merata, dan disegani raja-raja kerajaan lainnya. Hingga banyak sekali yang berkenan menjadi negara atau kerajaan bagian dari negara Astina ini. Bukan karena rasa takut, melainkan karena kenyamanan dan kejayaan yang ditawarkan adalah demi kebersamaan. Bersama membangun sebuah kekuasaan untuk menguasai Bumi dan menaklukkan para raksasa yang masih hidup dalam keterbelakangan moral. Keadilan Sentanu di elu-elukan dimanapun juga. Maka jayalah negara Astina menjadi negara yang sangat kaya raya.
 
Tidak hanya itu, keahlianya dibidang air ini mampu menciptakan aliran sungai yang disebut dengan Sungai Ganggali terjaga kebersihannya. Kadar kebersihanya melebihi air mineral yang beredar saat ini. Sungai Ganggali ini mengalir memasuki kota raja atau ibukota Kerajaan Astinapura. Aliran tersebut mampu menjawab kebutuhan oksigen kerajaan Astinapura, bahkan salah satu devisa Kerajaan Astina. Penjualan air mineral dari Sungai Ganggali bisa meningkatkan kekayaan kerajaan Astinapura. Ini berkat kedermawanan dari Dewi Gangga, meskipun laboratorium yang didirikannya di dasar air sungai Ganggali ini memakan banyak biaya, namun Dewi Gangga tidak pernah mempedulikan hasil kiprahnya yang membuat banyak manusia menjadi kaya karenanya. Apalagi masyarakat atau rakyat Astina, yang penting bagi Gangga adalah penghormatan manusia terhadap air dan menjaga aliran sungai senantiasa terjaga. Toh imbasnya juga apa yang dilakukannya di dasar air sungai Ganggali tersebut tidak diketahui oleh mayoritas rakyat Astinapura.

Betul juga yang diharapkan Dewi Gangga, Sungai Ganggali-pun dijadikan sebuah sungai yang dianggap wingit, atau disakralkan bagi Kerajaan Astinapura. Hal ini dilakukan untuk menjaga kadar dari sungai tersebut supaya tetap terjaga. Nama sungai Ganggalipun termasyur bersama terkenalnya kerajaan Astinapura.

Perlu saya sampaikan disini bahwa Dewi Gangga memang bukan manusia pada umumnya, dia merupakan manusia setengah robot hasil dari penelitian para ilmuwan. Ilmuwan air bersatu dan menemukan suatu sel kehidupan, sel ini disebut sebagai Kamandalu Gangga. Sel tersebut dikumpulkan dalam sebuah bejana yang dikondisikan pada suhu tertentu, dan akhirnya bersatu menjadi sel besar dan berkembang menjadi seperti manusia, para ilmuwan airpun kemudian memberikan nama Gangga pada gadis yang tercipta dari sel air pilihan tersebut.

Unsur sel air dalam tubuh Gangga, membuatnya cenderung memikirkan kedahsyatan air dan melatar belakanginya untuk mendirikan sebuah laboratorium air yang ditempatnya di Sungai Ganggali. Proyek inipun atas persetujuan para ilmuwan air, seperti Dewa Bayu yang telah mampu mengubah air menjadi udara. Bayu adalah guru pertama Gangga yang mengajari banyak hal tentang kondisi air. Dari Bayu Gangga menimba banyak ilmu demi kemajuan risetnya, dan mengembangkan segala pemikiran sang Bayu.

Ganggapun menguasai proses air, dari embun yang jatuh ke daun, melakukan perjalanan panjang menuju lautan luas dan diterima oleh Sagara penguasa laut, kemudian di angkat ke atas oleh Surya dan berubah wujud menjadi uap, uap berkumpul menjadi mendung, mendung berbenturan terciptalah halilintar karena ulah sang Brama, dan akhirnya memecah menjadi butiran-butiran air yang turun ke bumi lagi, yang disebut dengan hujan.

jujum / Author & Editor

Menulis membuat saya lebih dekat dengan dongeng-dongeng, cerita-cerita, panggung-panggung wayang itu sendiri.

0 komentar:

Posting Komentar

Coprights @ 2017, Designed By Djoem Art