Lakon ini
mencoba menafsir ulang cerita babad wanamarta dengan menggunakan kacamata dari
sisi Arimbi. Dalam kisah ini Arimbi adalah seorang penghuni hutan yang sudah
atul dengan kehidupannya. Tiap harinya bersama binatang-binang, pohon-pohon,
sehingga harinya tidak kesepian. Tiba-tiba ada Bima yang merusak hutan, dan
mengakibatkan sedikit malapetaka di hutan Amarta.
Bagi Arimbi ini merupakan daya tersendiri, tekad awalnya yang berniat menjaga kealamian hutanpun terpengaruh dengan daya dan kekuatan Bima. Tepatnya lakon ini adalah cinta memperdaya segala sesuatu. Kekuatan cinta bisa membawa orang lari dari kenyataan hidup. Adapun balungan lakonya adalah sebagai berikut.
Bagi Arimbi ini merupakan daya tersendiri, tekad awalnya yang berniat menjaga kealamian hutanpun terpengaruh dengan daya dan kekuatan Bima. Tepatnya lakon ini adalah cinta memperdaya segala sesuatu. Kekuatan cinta bisa membawa orang lari dari kenyataan hidup. Adapun balungan lakonya adalah sebagai berikut.
-
Adegan prolog
Arimbi kiprahan bebas dengan gaya masing-masing
Monolog: sukacitanya terhadap keindahan alam hutan Amarta, dan berniat untuk
menjaganya dari kehancuran.
Lalu bercengkrama dengan para binatang, bebas ada lutung juga boleh, ada
ular juga boleh atau dengan pohon-pohon. Arimbi bernyanyi juga boleh. Silahkan
bebaskan imajinasimu ketika kamu suka terhadap sebuah benda. Dan benda itu
disini sekarang adalah hutan. Ingat di dalam hutanpun tak hanya binatang,
tetapi termasuk jim juga, dan lain sebagainya. Ingin merasakan kehidupan hutan
itu masuklah ke hutan, atau minimal mencoba naik gunung.
-
Adegan 1 Negeri Astina
Astina dibawah kendali Dhestharastra, dialognya masih seperti biasa,
yaitu pelimpahan kekuasaan Astina kepada kurupati. Di sini bisa teman-teman
sesali dialog yang menggambarkan situasi Negara saat ini. Seperti kasus
Nazarudin dan kedok-kedok parpol. Dan yang pantas bicara yaitu Bhisma, sebagai
pengganti dialog adu argumen dengan Sengkuni. Silahkan biasakan diri berfikir.
Selanjutnya bisa ditebak yaitu kedatangan Bratasenan dan di suruh untuk
babad alas Amarta.
-
Adegan seselan (budhalan)
Penggambaran niatan Sengkuni yang hendak membunuh Bratasena di tengah
hutan.
-
Adegan Bratasena babad
Seperti biasa, tampil dengan sabetan yang memukau juga boleh. Tetapi yang
masuk akal. Pemikirannya adalah bagaimana seorang bratasena sedang mencoba
untuk memporakporandakan hutan. Tetapi tidak dari tepi, dia berada di tengah
hutan dan mencari tempat yang cocok untuk dibangun sebuah kerajaan, tepatnya
rumah untuk berdiam bagi saudaranya. Karena memang bratasena tak berambisi punya
kerajaan. Cukup rumah tempat berteduh dari hujan dan panas, sangat bermanfaat
bagi Pandhawa.
Arimbi yang sedang bercengkrama dengan harimau atau apalah kebisingan
karena suara pohon-pohon tumbang, dan mencari sumbernya. Pertama kali yang
perang adalah Kera-kera serta harimau dan binatang lainnya, sementara Arimbi
terpesona dengan Bratasena.
Tak lama kemudian muncul Kurawa yang hendak membunuh Bratasena. Dibuat
rada takut terhadap binatang juga boleh. Kemudian akhirnya mereka melemparkan
tombak ke tubuh Bratasena. Anoman datang membantu, melihat hal ini bahasa
kerapun berguna, sehingga awal mula hewan melawan Bratasena sekarang berbalik
arah melawan Kurawa. Hasilnya bisa diprediksi sendiri ya.
Berakhir dengan dialog antara Anoman dan Bratasena, Anoman melarang
babat-babat karena merasakan ada kekuatan aneh di situ. Tetapi Bratasena tetap
bersikukuh. Sementara hewan-hewan diberi isyarat Anoman untuk berpindah tempat
sementara waktu.
Arimbi masih terpesona dengan Bratasena dan menyanyi-nyanyi sendiri bersama
dengan hewan kesayangannya (ini yang harus konsisten, kalau diawal dia dekat
dengan monyet, ya sampai nanti tetap harus dengan monyet).
Dunia Jimpun kaget dengan usaha Bratasena, ga usah banyak perang,
singkatnya Dandunwacana melumpuhkan Bratasena dengan Jalasutranya. Sampai
adegan biasa itu ditolong Anoman. Dan terkena lagi, baru ganti adegan.
-
Adegan Pandhawa, Kunthi dan Wiyasa
Meresahkan Bratasena yang diutus ke Astina, Abiyasa mendapat firasat
bahwa Bratasena sekarang sudah mejalankan darma, dia ingin membuat kejutan
kepada para Pandawa dengan membuat sebuah rumah tempat berteduh. Mendengar hal
tersebut atas inisiatif Kunti akhirnya Pandawa menyusul ke Hutan Amarta dengan
tekat satu mukti, ikut mukti, satu hancur ikut hancur.
-
Adegan Terakhir
Arimbi yang sedang kasmaran
kedatangan Kakaknya Jim Maya seorang Jim yang bekerja sebagai piñata ruang dan
pencetus ide bangunan di dunia kajiman. Singkatnya Arimbi laporan terus mereka
berdua berangkat mencari Bratasena. Merekapun berpencar.
Perjalanan Pandawa terhadang Raksasa
di bawah kendali para Jim. Pertempuran terjadi. Agar pertunjukan terkesan mau
klimak, kita sambil menceritakan kondisi Bratasena. Seperti biasa Bratasena
sampai mengadakan sayembara, dan pertama kali yang bisa menemukan Bratasena
adalah Arimbi. Arimbi berkenan menolong asal janjinya Bratasena itu
benar-benar. Arimbi bilang jujur bahwa dia adalah seorang wewe atau raseksi.
Pindah lagi ke pertempuran Pandawa
dan Raksasa, Pandawa menang, dan akhirnya ketemu Jim Maya. Ditanya maksud dan
kedatangan Pandawa ke dalam hutan. Setelah tahu maksud dan tujuan, yang artinya
sama-sama mencari Bratasena akhirnya mereka sepakat saling membantu dan
berangkat kembali. Tetapi sebelumnya Jim Maya mengasih Pandawa lisah tala agar
berhati-hati tatkala berjalan, meskipun dipandang alam biasa tetapi itu adalah
kehidupan yang tak terlihat.
Kembali lagi ke Bratasena, terjadi
perdebatan kehendak dalam lubuk bratasena antara mau dan tidak mau. Arimbi
bertanya tujuan Bratasena memporak porandakan hutan. Bratasena jujur dan minta
belas kasihan. Arimbi cerita tentang kakaknya Jim Maya, dan bisa membuatkan apa
saja sesuai keinginan, tetapi itu tadi Bratasena harus mau jadi suaminya.
Dengan iming-iming itu Bratasena sadar akan tujuannya, dan menganggap bahwa
lebih mulia bisa mempersembahkan sesuatu kepada saudara daripada hanya menuruti
nafsunya dengan cara menolak cinta Arimbi. Kesepakatan terjadi, Bratasena di
sembuhkan dan akhirnya bisa sadar. Datang rombongan Pandawa dan Jim Maya.
Jim Maya membuatkan sebuah istana
sebagai persembahan untuk Pandawa karena Bratasena mau menikah dengan Arimbi.
Bratasena tahu bahwa wewe itu bisa berubah wujud, dan berharap istrinya mau
menjadi seorang manusia tatkala bertemu dan senggama.
Langkah Jim Maya diketahui oleh raja
Jim Yudhistira yang memang sudah mendapatkan mandat dari dewa untuk
memperlihatkan istananya. Dan mereka saling akrab dan berjanji untuk tidak
saling mengganggu, dan disuruh menggunakan fasilitas Negara demi terjaganya
keharmonisan alam. Itulah Kerajaan Amarta, yang berada di tengah alam yang
masih alami.
Pihak Raksasa tidak terima dan berusaha
untuk menyerang, tetapi serangan mereka dikembalikan oleh Bratasena, dan
rasaksasa diberi kehidupan dibawah kendali Negara Amarta. Tancep Kayon. Selamat
mencoba.
Foto diambil dari GOOGLE dengan kata kunci "arimbi wayang".
0 komentar:
Posting Komentar